Rabu, 31 Mei 2017
Power Point Materi Matematika kelas 6
Senin, 29 Mei 2017
Minggu, 28 Mei 2017
PENGELOLAAN DATA
Menyajikan Data
Siswa Kelas VI sedang melaksanakan ulangan Matematika. Setelah diperiksa, dari 40 siswa diperoleh hasil ulangan setiap siswa adalah sebagai berikut.
6, 8, 6, 7, 5, 9, 6, 7, 5, 7 9, 7, 5, 8, 6, 7, 7, 6, 9, 6
9, 7, 7, 6, 6, 8, 5, 7, 9, 8 8, 9, 7, 8, 7, 9, 6, 7, 8, 8
Berapa banyak siswa yang memperoleh nilai 6? Berapa banyak siswa yang memperoleh nilai 8? Agar lebih mudah menjawabnya, maka kumpulan data hasil ulangan Matematika tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
Dari tabel tersebut, kamu dapat melihat bahwa siswa yang memperoleh nilai 5 sebanyak 4 orang. Siswa yang memperoleh nilai 6 sebanyak 9 orang. Siswa yang memperoleh nilai 7 sebanyak 12 orang. Siswa yang memperoleh nilai 8 sebanyak 8 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 9 sebanyak 7 orang.
2. Menyajikan Data dengan Diagram Gambar
Kumpulan data nilai ulangan Matematika dari 40 siswa Kelas VI dapat juga disajikan menggunakan diagram gambar berikut ini.
Diagram seperti ini dinamakan diagram gambar atau piktogram. Diagram tersebut menggunakan gambar orang untuk menyatakan jumlah siswa. Satu gambar mewakili 1 orang siswa. Dengan demikian, banyak siswa yang memperoleh nilai 5 ada 4 orang, siswa yang memperoleh nilai 6 ada 9 orang, dan seterusnya
Menentukan Rata-Rata dan Modus
SISTEM KOORDINAT
Membaca dan Membuat Denah Letak Benda
Dari denah tersebut, kamu dapat memperoleh informasi berikut.
1. Sebelah timur Kantor Kelurahan terdapat perumahan penduduk.
2. Puskesmas terletak di sebelah barat perkebunan kelapa.
3. Sebelah utara komplek perumahan terdapat perkebunan kelapa dan sekolah.
4. Jembatan terletak di sebelah selatan pesawahan.
Koordinat
1. Koordinat Letak Benda1. Gambar topi terletak pada kotak pertemuan antara angka 1 dan huruf A, ditulis (1, A).
2. Gambar jam terletak pada kotak pertemuan antara angka 2 dan huruf C, ditulis (2, C).
3. Gambar kamera terletak pada kotak pertemuan antara angka 4 dan huruf B, ditulis (4, B).
Coba kamu tentukan di mana posisi radio, TV, dan buku.
Pasangan angka dan huruf (1, A); (2, C); (4, B) dinamakan koordinat.
Koordinat adalah bilangan yang dipakai untuk menunjukkan lokasi suatu titik di garis permukaan atau ruang. Koordinat dapat memudahkan kita dalam menemukan letak benda.
2. Koordinat Letak Tempat pada Peta
Berdasarkan peta tersebut, kamu dapat memperoleh informasi berikut ini.
1. Kota Banawa terletak pada koordinat (2, H).
2. Kota Poso terletak pada koordinat (4, F).
3. Kota Luwuk terletak pada koordinat (9, G).
4. Pulau Menul terletak pada koordinat (10, A).
5. Kota Bungku terletak pada koordinat (7, C).
Sistem Koordinat Kartesius
Gambar tersebut disebut Koordinat Kartesius. Sistem Koordinat Kartesius
terdiri atas sumbu mendatar (sumbu-x) dan sumbu tegak (sumbu-y). Fungsi kedua
sumbu tersebut adalah untuk menentukan letak suatu titik.
Titik-titik pada koordinat Kartesius merupakan pasangan titik pada sumbu-x
dan sumbu-y (x, y). Di mana x disebut absis dan y disebut ordinat. Perpotongan
antara sumbu-x dan sumbu-y di titik 0 (nol) disebut pusat koordinat.
Berdasarkan sistem koordinat Kartesius tersebut kamu dapat memperoleh
informasi berikut ini.
1. Titik A terletak pada koordinat (1, 3).
2. Titik B terletak pada koordinat (0, 4).
3. Titik C terletak pada koordinat (–2, 1).
4. Titik D terletak pada koordinat (4, –2).
5. Titik E terletak pada koordinat (2, –4)
Menggambar Bangun Datar pada Bidang Koordinat
Gambarlah olehmu titik A(2, 2), B(7, 2), C(7, 5), dan D (2, 5).
Kemudian,
hubungkan titik A, B, C, dan D dengan garis.
Bangun apakah yang terbentuk?
Dapatkah kamu menentukan luas dari bangun tersebut?
Selanjutnya, gambarlah titik E(3, –2), F(3, –5), dan G(5, –5).
Kemudian,
hubungkan titik E, F, sampai G dengan garis.
Bangun apakah yang terbentuk?
Bagaimana cara menghitung luas bangun yang terbentuk tersebut?
Bangun ABCD yang terbentuk pada koordinat Kartesius tersebut adalah persegi
panjang.
Panjang AB = 5 satuan panjang dan panjang AD = 3 satuan panjang.
Luas
daerah persegipanjang ABCD = 5 × 3 = 15 satuan luas.
Adapun bangun EFG adalah segitiga.
Panjang EF = 3 satuan panjang dan
panjang FG = 2 satuan panjang.
Dengan demikian, luas daerah segitiga
EFG =
1
2
× 3 × 2 = 3 satuan luas.
PECAHAN
Mengubah Pecahan Menjadi Pecahan yang Senilai
Menyederhanakan Pecahan
Mengurutkan Pecahan
Untuk mengurutkan bilangan cacah seperti 10, 8, 15, 6, 20, mulai dari yang
terkecil mungkin kamu lebih mudah mengurutkannya, yaitu 6, 8, 10, 15, 20. Akan
tetapi, untuk mengurutkan bilangan pecahan, apalagi pecahan yang tidak sejenis
kamu perlu mempelajari langkah-langkahnya.
Dalam mengurutkan pecahan, hal pertama yang harus dilakukan adalah
memperhatikan penyebutnya.
Jika penyebutnya sama, urutkan pecahan-pecahan tersebut dari yang
pembilangnya terkecil sampai dengan yang terbesar atau sebaliknya.
Jika penyebutnya tidak sama, samakan dahulu penyebut pecahan-pecahan
tersebut dengan menggunakan KPK dari penyebut-penyebut tersebut. Setelah
itu, urutkan pecahan-pecahan tersebut dari yang pembilangnya terkecil
sampai dengan yang terbesar atau sebaliknya.
Mengubah Bentuk Pecahan Menjadi Bentuk
Desimal
1. Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Bentuk Desimal
2. Mengubah Pecahan Campuran Menjadi Bentuk Desimal
3. Mengubah Bentuk Persen Menjadi Bentuk Desimal
4. Mengubah Bentuk Pecahan Menjadi Bentuk Persen
PENGUMPULAN dan PENYAJIAN DATA
Mengumpulkan dan Menyajikan Data
1. Mengumpulkan Data dengan Cara Pencatatan Langsung
Siswa Kelas VI yang berjumlah 30 orang telah selesai melaksanakan ulangan
Matematika. Kemudian, ibu guru memeriksanya dan mencatat hasil ulangan
Matematika setiap siswa sebagai berikut.
6, 6, 7, 7, 8, 5, 9, 7, 6, 7
8, 8, 8, 6, 5, 6, 6, 7, 9, 6
7, 7, 8, 8, 7, 8, 9, 9, 7, 5
Ibu guru ingin mengelompokkan nilai yang diperoleh setiap siswa tersebut.
Ada berapa orang yang mendapat nilai 7? Ada berapa orang yang mendapat nilai 8?
dan seterusnya.
2. Mengumpulkan Data dengan Cara Mengisi Lembar Isian
Siswa Kelas VI akan mengadakan pemilihan ketua kelas. Dari 40 siswa,
telah terpilih calon-calon yang akan menjadi ketua kelas, di antaranya Andi, Ika,
Santi, dan Rudi. Kemudian, beberapa orang siswa membuat lembar isian untuk
dibagikan dan diisi oleh setiap siswa. Lembar isian itu tampak seperti berikut.
Setelah dikumpulkan, data-data tersebut dicatat di papan tulis dan diperoleh
hasil sebagai berikut.
Dari hasil tersebut ternyata sebanyak 16 siswa memilih Ika, 10 siswa memilih
Andi, 8 siswa memilih Santi, dan 6 siswa memilih Rudi. Akhirnya Ika yang terpilih
menjadi ketua kelas karena memperoleh suara yang terbanyak. Contoh pemilihan
ketua kelas ini merupakan pengumpulan data dengan cara menggunakan lembar
isian.
Menafsirkan Data
1. Menafsirkan Data Berbentuk Diagram Batang
Perhatikan diagram batang yang menunjukkan hasil ulangan Matematika
dari 30 orang siswa.
Dari diagram tersebut, dapat dilihat bahwa:
a. Siswa yang mendapat nilai 5 ada 3 orang.
b. Siswa yang mendapat nilai 6 ada 7 orang.
c. Siswa yang mendapat nilai 7 ada 9 orang.
d. Siswa yang mendapat nilai 8 ada 7 orang.
e. Siswa yang mendapat nilai 9 ada 4 orang.
Dari tabel tersebut terlihat juga bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 6
dan 8 adalah sama, yaitu 7 siswa. Nilai berapakah yang paling banyak diperoleh
siswa? Ada berapa siswa yang mendapat nilai paling tinggi?
2. Menafsirkan Data Berbentuk Diagram Lingkaran
Selain diagram batang, diagram lingkaran juga sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya data mengenai warna yang paling disukai oleh
40 siswa Kelas VI disajikan sebagai berikut.
Bagaimana cara membaca diagram lingkaran ini?
Berapa banyak siswa yang menyukai warna merah?
Berapa banyak siswa yang menyukai warna abu-abu?
Agar dapat membaca diagram tersebut, lakukan
perhitungan berikut.
Dengan demikian, sebanyak 12 siswa menyukai warna merah dan 7 orang
siswa menyukai warna abu-abu.
Besar sudut satu putaran penuh adalah 360°.Untuk menentukan besar sudut pada bagian yang berwarna merah dan kuning, kamu dapat menghitungnya sebagai berikut.
Besar sudut bagian yang berwarna merah adalah
= 30% × 360° = 30/ 100 x 360° = 3 / 10 x 360° = 1.080 / 10 = 108°.
Besar sudut yang berwarna kuning adalah
= 10% × 360° = 10/ 100 x 360° =1 /10x 360° = 360°/10=36°
LUAS BANGUN DATAR dan VOLUME BANGUN RUANG
LUAS BANGUN DATAR
Untuk mengingat kembali bagaimana menghitung luas persegi, persegipanjang, segitiga, jajargenjang, dan trapesium, perhatikan contoh berikut.
Jawab:
a. Luas persegi ABCD = s × s
= 5 cm × 5 cm
= 25 cm2
Jadi, luas persegi ABCD adalah 25 cm2 .
b. Luas persegipanjang EFGH = p ×l
= 10 cm × 5 cm
= 50 cm2
Jadi, luas persegipanjang EFGH adalah 50 cm2 .
c. Luas segitiga KLM = 1 2 × (a × t)
= 1 2 × (12 cm × 6 cm)
= 1 2 × 72 cm2
= 36 cm2
Jadi, luas segitiga KLM adalah 36 cm2 .
2. Menghitung Luas Segi Banyak
Ayo, perhatikanlah gambar berikut.
Bangun datar pada Gambar (a) dan (b) dinamakan juga segi banyak. Bangun (a) dibentuk
oleh persegipanjang dan persegi. Adapun bangun (b) dibentuk oleh persegipanjang dan
segitiga. Bagaimanakah cara menghitung luas segi banyak tersebut?
Langkah-langkah untuk menghitung luas segi banyak adalah sebagai berikut.
1. Tentukan bangun datar apa saja yang membentuknya.
2. Tentukan luas dari setiap bangun datar yang membentuknya.
3. Jumlahkan luas dari keseluruhan bangun datar yang membentuknya
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, maka
• Luas bangun (a) = luas persegipanjang ABCG + luas persegi DEFG
= (10 cm × 4 cm) + (3 cm × 3 cm)
= 40 cm2
+ 9 cm2
= 49 cm2
• Luas bangun (b) = luas persegipanjang PQST + luas segitiga QRS
= (12 cm × 8 cm) + (
1
2 × 8 cm × 3 cm)
= 96 cm2 + 12 cm2
= 108 cm2
3. Menghitung Luas Lingkaran
a. Jari-jari dan Diameter Lingkaran
Perhatikanlah gambar lingkaran dengan titik pusat O berikut.
Jarak dari titik pusat ke setiap titik pada lingkaran dinamakan jari-jari lingkaran.
Pada gambar tersebut jarak titik O ke titik A sama dengan jarak titik O ke titik B
yang dalam hal ini merupakan jari-jari lingkaran. Jari-jari lingkaran biasanya
dilambangkan dengan r.
Diameter lingkaran adalah panjang ruas garis lurus yang melalui titik pusat dan
menghubungan dua buah titik pada lingkaran. Sebagai contoh, perhatikan gambar
lingkaran berikut ini.
Titik pusat lingkaran pada gambar di atas adalah O. Titik A, B, C, dan D
ada pada lingkaran. Ruas garis AC dan BD melalui titik O. Panjang ruas garis
AC sama dengan ruas garis BD yang merupakan diameter lingkaran tersebut.
Diameter lingkaran dilambangkan dengan d. Diameter lingkaran sama dengan
dua kali jari-jarinya. Dengan demikian,
d = 2 × r
b. Keliling Lingkaran
Sebuah taman berbentuk lingkaran memiliki
diameter 5 meter. Ali berlari mengelilingi taman
itu satu kali putaran. Berapa meter jarak yang telah
ditempuh Ali?
Jarak yang ditempuh Ali sama dengan
keliling taman yang berbentuk lingkaran
tersebut. Dapatkah kamu mencari keliling
lingkaran jika diketahui diameternya?
Perbandingan keliling
(K) dan diameter lingkaran (d) mendekati bilangan 3,14 atau 22/
7
. Selanjutnya,
bilangan ini dinamakan π , dibaca pi .
Bangun Ruang
1. Menghitung Volume Prisma Tegak Segitiga
2. Menghitung Volume Tabung
SATUAN VOLUME DAN DEBIT
SATUAN VOLUME
1. Hubungan Antar Satuan Volume
Volume kubus dengan panjang rusuk 1 cm adalah
V = 1 cm × 1 cm × 1 cm = (1 × 1 × 1) cm3
= 1 cm3
.
Volume kubus dengan panjang rusuk 10 mm adalah
V = 10 mm × 10 mm × 10 mm = (10 × 10 × 10) mm3
= 1.000 mm3
.
Jadi,
Volume kubus dengan panjang rusuk 1 dm adalah
V = 1 dm × 1 dm × 1 dm = (1 × 1 × 1) dm3
= 1 dm3
.
Volume kubus dengan panjang rusuk 10 cm adalah
V = 10 cm × 10 cm × 10 cm = (10 × 10 × 10) cm3
= 1.000 cm3
.
Jadi,
Contoh-contoh tersebut menggambarkan hubungan antara satuan volume
cm3
dan mm3
, juga antara satuan dm3
dan cm3
. Hubungan antar satuan volume
lainnya, dapat kamu pelajari sebagai berikut.
Perhatikan gambar hubungan antar satuan kubik berikut.
Contoh
a. 2 m3
= ... dm3
b. 6.000 cm3
= ... dm3
Jawab:
a. 2 m3
= (2 × 1) m3
= (2 × 1.000) dm3
= 2.000 dm3
b. 6.000 cm3
= (6.000 × 1) cm3
= (6.000 : 1.000) dm3
= 6 dm3
2. Satuan Liter dan Mililiter
Dalam kehidupan sehari-hari satuan volume yang sering digunakan adalah liter (l) dan mililiter (ml). Misalnya, volume minuman ringan ini adalah 1 liter. Berapa mililiterkah volume minuman ringan ini?
Ingatlah kembali tentang hubungan antar satuan panjang.
Satu milimeter sama dengan 1 /1.000 meter. Begitu juga dalam satuan volume, 1 mililiter sama dengan 1/1.000 liter. Oleh karena itu, 1 mililiter = 1 /1.000 liter atau 1 liter = 1.000 ml. Satu liter sama dengan 1 dm3 , dan 1 mililiter sama dengan 1 cm3 .
Contoh
a. 4 l = ... ml
b. 7.000 ml = ...
Jawab:
a. 4 l = (4 × 1)
= (4 × 1.000) ml
= 4.000 ml
(Karena 1 l = 1.000 ml)
b. 7.000 ml = (7.000 × 1) ml
= (7.000 : 1.000) l
= 7 l
Ira akan mengisi sebuah ember dengan air dari keran. Dalam waktu 1 menit, ember tersebut terisi 6 liter air. Artinya, debit air yang mengalir dari keran itu adalah 6 liter/menit, ditulis 6 l /menit.
Satuan debit biasanya digunakan untuk menentukan volume air yang mengalir dalam suatu satuan waktu.
Contoh:
1. Sebuah kolam diisi air dengan menggunakan pipa yang debitnya 1 l/detik. Artinya, dalam waktu 1 detik volume air yang mengalir dari pipa tersebut adalah 1 liter.
2. Debit air yang mengalir pada pintu air Manggarai adalah 500 m3 /detik. Artinya, dalam waktu 1 detik volume air yang mengalir melalui pintu air Manggarai adalah 500 m3 .
2. Hubungan Antar Satuan Debit
Satuan debit yang sering digunakan adalah l/detik dan m3 /detik.
1 l = 1 dm3 = 1 / 1.000 m3 . Oleh karena itu,
Contoh
a. 4 m3 /detik = ... l/detik
b. 6.000 l/detik = ... m3 /detik
Jawab:
a. 4 m3 /detik = (4 × 1) m3 /detik
= (4 × 1.000) l/detik
= 4.000 l/detik
b. 6.000 l/detik = (6.000 × 1) l/detik
= (6.000 : 1.000) m3 /detik
= 6 m3 /detik
2. Satuan Liter dan Mililiter
Dalam kehidupan sehari-hari satuan volume yang sering digunakan adalah liter (l) dan mililiter (ml). Misalnya, volume minuman ringan ini adalah 1 liter. Berapa mililiterkah volume minuman ringan ini?
Ingatlah kembali tentang hubungan antar satuan panjang.
Satu milimeter sama dengan 1 /1.000 meter. Begitu juga dalam satuan volume, 1 mililiter sama dengan 1/1.000 liter. Oleh karena itu, 1 mililiter = 1 /1.000 liter atau 1 liter = 1.000 ml. Satu liter sama dengan 1 dm3 , dan 1 mililiter sama dengan 1 cm3 .
Contoh
a. 4 l = ... ml
b. 7.000 ml = ...
Jawab:
a. 4 l = (4 × 1)
= (4 × 1.000) ml
= 4.000 ml
(Karena 1 l = 1.000 ml)
b. 7.000 ml = (7.000 × 1) ml
= (7.000 : 1.000) l
= 7 l
SATUAN DEBIT
1. Arti Satuan Debit Ira akan mengisi sebuah ember dengan air dari keran. Dalam waktu 1 menit, ember tersebut terisi 6 liter air. Artinya, debit air yang mengalir dari keran itu adalah 6 liter/menit, ditulis 6 l /menit.
Satuan debit biasanya digunakan untuk menentukan volume air yang mengalir dalam suatu satuan waktu.
Contoh:
1. Sebuah kolam diisi air dengan menggunakan pipa yang debitnya 1 l/detik. Artinya, dalam waktu 1 detik volume air yang mengalir dari pipa tersebut adalah 1 liter.
2. Debit air yang mengalir pada pintu air Manggarai adalah 500 m3 /detik. Artinya, dalam waktu 1 detik volume air yang mengalir melalui pintu air Manggarai adalah 500 m3 .
2. Hubungan Antar Satuan Debit
Satuan debit yang sering digunakan adalah l/detik dan m3 /detik.
1 l = 1 dm3 = 1 / 1.000 m3 . Oleh karena itu,
Contoh
a. 4 m3 /detik = ... l/detik
b. 6.000 l/detik = ... m3 /detik
Jawab:
a. 4 m3 /detik = (4 × 1) m3 /detik
= (4 × 1.000) l/detik
= 4.000 l/detik
b. 6.000 l/detik = (6.000 × 1) l/detik
= (6.000 : 1.000) m3 /detik
= 6 m3 /detik
BILANGAN BULAT
Sifat-Sifat Operasi Hitung
1. Sifat Komutatif
Seperti yang telah kamu ketahui, sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan penjumlahan berikut!
2 + 4 = 6 4 + 2 = 6
Jadi, 2 + 4 = 4 + 2
Sifat seperti ini dinamakan sifat komutatif pada penjumlahan. Sekarang, coba perhatikan perkalian berikut!
2 × 4 = 8 4 × 2 = 8
Jadi, 2 × 4 = 4 × 2.
Sifat seperti ini dinamakan sifat komutatif pada perkalian. Apakah sifat komutatif berlaku pada pengurangan dan pembagian?
Perhatikan contoh berikut!
a. 2 – 4 = –2 dan 4 – 2 = 2
Jadi, 2 – 4 tidak sama dengan 4 – 2,
atau
2 – 4 ≠ 4 – 2.
b. 2 : 4 = 0,5 dan 4 : 2 = 2
Diperoleh bahwa 2 : 4 tidak sama dengan 4 : 2, atau 2 : 4 ≠ 4 : 2
2. Sifat Asosiatif
Pada penjumlahan dan perkalian tiga bilangan bulat berlaku sifat asosiatif atau disebut juga sifat pengelompokan.
Perhatikanlah contoh penjumlahan tiga bilangan berikut!
(2 + 3) + 4 = 5 + 4 = 9
2 + (3 + 4) = 2 + 7 = 9
Jadi, (2 + 3) + 4 = 2 + (3 + 4).
Sifat seperti ini dinamakan sifat asosiatif pada penjumlahan. Sekarang, coba perhatikan contoh perkalian berikut!
(2 × 3) × 4 = 6 × 4 = 24
2 × (3 × 4) = 2 × 12 = 24
Jadi, (2 × 3) × 4 = 2 × (3 × 4).
Sifat ini disebut sifat asosiatif pada perkalian. 3. Sifat Distributif
Selain sifat komutatif dan sifat asosiatif, terdapat pula sifat distributif. Sifat distributif disebut juga sifat penyebaran. Untuk lebih memahaminya, perhatikanlah contoh berikut.
Contoh Apakah 3 × (4 + 5) = (3 × 4) + (3 × 5)?
Jawab:
3 × (4 + 5) = 3 × 9 = 27
(3 × 4) + (3 × 5) = 12 + 15 = 27
Jadi, 3 × (4 + 5) = (3 × 4) + (3 × 5).
4. Menggunakan Sifat-Sifat Operasi Hitung
Sifat distributif dapat kamu gunakan pada perkalian dua bilangan. Pada perkalian tersebut, salah satu bilangannya merupakan bilangan yang cukup besar. Agar kamu lebih memahaminya, coba pelajari contoh-contoh berikut.
Contoh
a. 8 × 123 = ...
b. 6 × 98 = ...
Jawab:
a. 8 × 123 = 8 × (100 + 20 + 3)
= (8 × 100) + (8 × 20) + (8 × 3)
= 800 + 160 + 24 = 984
Jadi, 8 × 123 = 984.
b. 6 × 98 = 6 × (100 – 2)
= (6 × 100) – (6 × 2)
= 600 – 12 = 588
Jadi, 6 × 98 = 588.
Menentukan FPB dan KPK
1. Menentukan FPB
Langkah-langkah pengerjaan FPB.
1. Menentukan faktorisasi prima dari bilangan-bilangan itu.
2. Mengambil faktor yang sama dari bilangan-bilangan itu.
3. Jika faktor yang sama pangkatnya berbeda, ambillah faktor yang pangkatnya
terkecil.
Perhatikan diagram berikut ini.
Faktorisasi prima dari 12 adalah 12 = 2 × 2 × 3 = 22 × 3.
Faktorisasi prima dari 18 adalah 18 = 2 × 3 × 3 = 2 × 32
.
FPB dari 12 dan 18 adalah 2 × 3 = 6.
Jadi, kantong plastik yang diperlukan adalah 6 buah.
Setiap kantong plastik
memuat 2 apel dan 3 jeruk,
seperti terlihat pada gambar berikut.
2. Menentukan KPK
Langkah-langkah menentukan KPK.
1. Tentukan faktorisasi prima dari bilangan-bilangan tersebut.
2. Ambil semua faktor yang sama atau tidak sama dari bilangan-bilangan
tersebut.
3. Jika faktor yang sama memiliki pangkat berbeda, ambillah faktor yang
pangkatnya terbesar.
Faktorisasi prima dari 12 adalah 12 = 2 × 2 × 3 = 22
×3.
Faktorisasi prima dari 18 adalah 18 = 2 × 3 × 3 = 2 × 32
.
KPK dari 12 dan 18 adalah 22
× 32
= 4 × 9 = 36.
Perpangkatan dan Penarikan Akar
Pangkat Tiga
1. Perpangkatan Tiga
Jika suatu bilangan
dikalikan dengan dirinya sendiri, dikatakan bahwa bilangan tersebut dikuadratkan.
Misalnya, 5 × 5 = 25, dapat ditulis 52
= 25.
Artinya, kuadrat dari 5 adalah 25.
Adapun 25 disebut bilangan kuadrat.
Dengan cara yang sama, kamu dapat memahami perpangkatan tiga dari suatu
bilangan.
Misalnya, 5 × 5 × 5 = 125, dapat ditulis 53
=125.
2. Penarikan Akar Pangkat Tiga
3. Operasi Hitung pada Bilangan Berpangkat
Operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
dapat juga dilakukan pada bilangan berpangkat maupun bilangan akar. Agar
lebih jelas, pelajari contoh-contoh berikut.
Rabu, 24 Mei 2017
TENTANG
Serba Serbi Matematika 6 MI merupakan blog sederhana yang dibuat secara khusus sebagai media pembelajaran berbasis web blog mata pelajaran Matematika kelas 6 Madrasah Ibtidaiyyahh. Dengan motto "Senang dan Mudah Belajar Matematika". Pengelola blog berupaya mengembangkan bahan ajar mata pelajaran Matematika menjadi media pembelajatan yang menarik dan sanggup menumbuhkan rasa minat siswa kepada pelajaran Matematika yang sebagian besar siswa menganggapnya sulit.
Blog Serba Serbi Matematika 6 MI ini akan terus berupaya agar semakin banyak memasukkan bahan- bahan maupun media pembelajaran yang menarik demi mengembangkan bahan ajar mata pelajaran Matematika menjadi pembelajaran yang menarik dan bisa diakses kapan saja.
Selain itu, blog ini juga menyediakan konten - konten yang relevan dengan mata pelajaran Matematika, seperti video, buku paket elektronik, powerpoint dan lain lain yang berkaitan dengan materi. Blog ini juga membuka ruang diskusi untuk saling sharing terkait pembelajaran Matematika, baik dari segi materri, bahan ajar, media pembelajaran, proses pembelajaran, dan lain sebagainya. Semoga bermanfaat :-)
Minggu, 21 Mei 2017
Langganan:
Postingan (Atom)